Pandemi Covid-19, Buruh Bisa Apa? || Essay



''PANDEMI COVID-19, BURUH BISA APA?''
Pandemi covid-19 merupakan virus corona yang pertama kali muncul dari kota Wuhan, China pada akhir desember 2019. Di duga covid-19 ini berasal dari hewan, dan setelah ditelusuri, orang-orang yang terinfeksi virus ini merupakan orang-orang yang memiliki riwayat telah mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan local di Wuhan China. Manusia merupakan makhluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi secara langsung sehingga tingkat penyebarannya semakin pesat. Indonesia merupakan salah satu Negara yang terinfeksi pandemi covid-19, pada 26 maret 2020 tercatat 893 orang positif virus corona, diantaranya, 35 orang sembuh, 780 orang dirawat, dan 78 orang meninggal.
Virus ini sebelumnya dikenal dengan Novel 201 Novel Coronavirus (2019-nCoV) penyakit pernapasan, sebelum organisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan nama resmi sebagai Covid-19 pada bulan Februari 2020. Covid-19 merupakan jenis virus yang menyerang pada system saluran pernafasan, biasanya dapat terjadi pada hewan ataupun manusia dengan keluhan awal seperti flu yang berujung kesulitan dalam bernafas.

Berbagai macam kebijakan setiap negara dilakukan demi melindungi jiwa-jiwa warga negaranya. Hal ini juga dilakukan oleh negara Indonesia, yang mana terdapat  5.923 warganya yang dinyatakan positif virus Covid-19 terhitung pada tanggal 17 April 2020 pukul 12.00 Wib yang dilansir dari website Merdeka.com, berikut anjuran pemerintah terhadap warganya:
  • 1.      Jaga jarak sosial (Social Distancing)
Dengan menerapkan anjuran ini saat di luar ruangan atau tempat umm diharapkan dapat mencegah tertularnya dari orang lain yang berpotensi menularkan virus covid-19, dengan jarak satu meter.

  • 2.      Mencuci tangan sesering mungkin
Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir diyakini efektif membunuh kuman, bakteri, serta virus.
  • 3.      Menggunakan masker
Salah satu diantara penyebaran virus covid-19 adalah melalui udara, maka dari itu anjuran memakai masker sangat penting terutama saat beraktivitas diluar ruangan.
  • 4.      Dirumah saja
Pemerintah menghimbau masyarakatnya untuk tetap berada di dalam rumah, seperti kerja dirumah, belajar dirumah, hingga ibadah dirumah, dan membatasi untuk beraktivitas diluar rumah.

Virus corona tidak hanya memiliki dampak bagi kesehatan, tetapi juga berdampak bagi perekonomian di Indonesia. Di kutip dari CNN Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3%. Bahkan dalam situasi terburuk, ekonomi bisa minus hingga 0,4%.
Penyebab dari hal ini diantaranya adalah turunnya konsumsi dan investasi, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah. Dampak virus corona bagi perekonomian UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sangat nyata. Menurut BBC Indonesia, hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi UMKM Indonesia sendiri yaitu, Ikhsan Ingatubun. Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang tetap dirumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Salah satu kegiatan yang menghilang dari rutinitas adalah tidak berbelanja ke luar rumah melalui UMKM yang ada. Karena inilah, UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada. Hal itu seperti gaji dan honor pekerja, serta biaya-biaya operasional dan non operasional lainnya. Hal ini berdampak buruk, karena apabila pekerja tidak bisa menghasilkan uang, mereka terpaksa pulang kampong dan tidak punya pilihan lain. Pasalnya, mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk hidup ditempat perantauan. Mau tidak mau pulang kerumah adalah hal yang harus dilakukan untuk bertahan hidup. 

Begitu banyak dampak dari adanya virus Covid-19 ini, terutama dari segi ekonomi. Banyak masyarakat yang kurang mengindahkan anjuran pemerintah dengan dalih “Tanggungan Keluarga”. Mungkin bagi sebagian orang yang mempunyai pekerjaan formal tentunya anjuran kerja dirumah merupakan hal yang dapat ditoleransi, namun bagaimana nasib buruh terhadap wabah Covid-19 ini? Belum lagi maraknya PHK yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terhadap karyawannya untuk menekan biaya produksi pada perekonomian yang kurang stabil saat ini.
Dapat diambil contoh pada Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai kabupaten yang tercatat kedalam zona merah Covid-19, tentu sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian warga Pekalongan itu sendiri. Dimana mayoritas masyarakatnya bekerja dibidang industri batik dan konveksi. Adanya penutupan pasar-pasar besar diluar daerah yang dilakukan pemerintah memicu pemberhentiannya penyetokan barang dipasar tersebut, sehingga produsen mengurangi aktifitas produksi barang serta memberhentikan pekerjanya secara sementara. Tak sedikit dari pekerja yang di PHK itu berstatus sebagai tulang punggung keluarga.
Dalam ekonomi yang rumit seperti ini tentunya para buruh juga harus memenuhi kebutuhan pangan dirinya beserta keluarganya, walaupun dengan status tidak memiliki pekerjaan lagi. Memperoleh pekerjaan pengganti pun dirasa sulit ditemukan. Menurut salah satu penuturan driver ojek online, dampak adanya Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pendapatannya. Dimulai dari orderan yang sepi mengakibatkan sulitnya membayar angsuran sepeda motor sebagai alat mata pencaharian mereka. Padahal pekerjaan mereka cenderung beresiko terhadap covid-19 yaitu berkomunikasi langsung dengan penumpangnya juga beraktivitas diluar rumah.
Dalam kondisi seperti ini, mereka akhirnya cenderung akan memilih untuk berhutang kepada bank atau sejenisnya, atau menjual berbagai barang yang mereka punya agar sementara bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka atas dampak Covid-19 ini.
Lebih baru Lebih lama