Mengapa Mahasiswa Perlu Berwirausaha?
Dari judul yang tertera diatas sudah jelas bahwa kita sebagai seorang
mahasiswa itu perlu untuk berwirausaha. Karena entahh itu mahasiswa ataupun
pelajar umum lainnya mempunyai pemikiran untuk kedepannya itu seperti apa.
Setelah kelulusan itu akan bagaimana kelanjutannya, seperti pemikiran untuk
melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi ataukah akan
memutuskan untuk mencari kerja. Pikiran semacam ini sudah umum bahkan
kebanyakan memang berfikir instan demikian, tak ada yang salah dengan
berfikiran semacam itu, karena itu memang baik, menyalurkan keterampilan yang
dimiliki untuk mengabdi memajukan pada perusahaan maupun instansti tertentu
yang tujuannya untuk memperoleh penghasilan.
Tapi akan muncul masalah, jika semua masyarakat di
indonesia khususnya anak muda, pelajar dan mahasiswa jika dijadikan tujuan
utama setelah kelulusannya. kenapa bisa begitu ? Kreativitas tinggi harus
dimiliki setiap individu ( khususnya mahasiswa ) dalam bidang yang digeluti tak
terkecuali dalam dunia wirausaha. Kewirausahaan merupakan
gabungan kreativitas, inovasi,dan keberanian hadapi resiko dengan bekerja keras
membentuk dan memelihara usaha. Keberhasilan wirausaha akan tercapai apabila
didukung dengan beragam faktor termasuk kreativitas. Sperti fenomena yang
terjadi saat ini banyak sekali mahasiswa ketika lulus kuliah mereka hanya ingin
menjadi seorang pegawai, ini terlihat dari hasil berbagai surfey
wawancara dengan para mahasiswa sekitar 75% menjawab akan melamar kerja, dengan
kata lain menjadi pegawai (karyawan), dan hanya sekitar 4% yang menjawab ingin
berwirausaha, dan selebihnya menjadi karyawan dan berwirausaha.
Dari hasil penelitian tersebut, mahasiswa sulit
untuk mau dan mulai berwirausaha dengan alasan mereka tidak diajar dan
dirangsang untuk berusaha sendiri, dan factor yang tidak kalah pentingnya
adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha, dan mereka
kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri.
Nah alasan Kenapa Mahasiswa harus berwirausaha ?
karena di era abad 21 ini, perkembangan jumlah populasi manusia di dunia
semakin meningkat. termasuk juga di indonesia, jumlah manusia di indonesia pada
sensus penduduk 2010, mencapai lebih dari 400 juta jiwa. Seiring dengan
perkembangan populasi yang semakin tumbuh dengan pesatnya, semakin tinggi pula
tingkat pengangguran manusia pada usia produktif karena kesulitan
mencari lapangan pekerjaan. Sebagai masyarakat yang modern, apalagi seorang
yang berpendidikan kita seharusnya jangan hanya mencari pekerjaan, tetapi
kita juga harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Kita
sudah sering mendengar kalimat “sebuah bangsa bisa maju, jika wirausahanya
maju”. Kalimat tersebut bukan hanya omong kosong belaka, dapat di buktikan
dengan negara-negara maju di dunia, diantaranya Amerika, Singapura dan beberapa
negara-negara maju lainnya. mereka bisa maju karena masyarakat negara tersebut
banyak yang berwirausaha.
Pentingnya wirausaha bagi kesejahteraan suatu bangsa
tidak lagi diragukan kebenarannya. Sehingga menambah jumlah wirausaha di sebuah
negara termasuk Indonesia menjadi kunci untuk bangsa yang sejahtera. Dalam
ranah pendidikan, persoalannya menyangkut bagaimana dikembangkan praksis
pendidikan yang tidak hanya menghasilkan manusia terampil dari sisi ulah
intelektual, tetapi juga praksis pendidikan yang inspiratif-pragmatis. Praksis
pendidikan, lewat kurikulum, sistem dan penyelenggaraannya harus serba terbuka,
eksploratif, dan membebaskan. Tidak hanya praktis pendidikan yang link and
match (tanggem), yang lulusannya siap memasuki lapangan kerja, tetapi juga
siap menciptakan lapangan kerja. Saat ini banyak entrepreneur muda yang
kreatif, mereka jeli menangkap peluang menjawab kebutuhan komunitas kampus yang
sebelumnya bisnis tersebut belum ada. Misalnya bisnis refil tinta, merakit
komputer, jual beli buku, cuci kiloan, melukis sepatu dan melukis kaos sama.
Wirausaha muda inovatif ini banyak ditemui di kota dan kabupaten Pekalongan.
Kebutuhan ini bermula dari adanya kenyataan bahwa
negara-negara bekembang (termasuk Indonesia) menghadapi persoalan-persoalan
berupa : kemiskinan, keterbelakangan, ketenagakerjaan / pengangguran,
pertumbuhan ekonomi rendah. Dan harapan besar untuk keluar dari persoalan
itu tertuju pada wirausaha sebagai suatu alternatif karena wirausaha dinilai
dapat mendorong terciptanya: lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan
masyarakat, pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi
tertentu. Atau dengan kata lain sikap mental wirausaha merupakan motor penggerak
dalam pembangunan negara dalam hal : memajukan ekonomi bangsa dan negara,
meningkatkan taraf hidup masyarakat, ikut mengurangi pengangguran, membantu
mengentaskan kemiskinan.
coba
kita lihat peta pendukung ekonomi sebuah negara sebagai berikut :
Pemetaan kekuatan pendukung ekonomi
negara dengan kuadran :
2.SELF
EMPLOYEE
|
3.BUSINESSMAN
|
1.EMPLOYEE
|
4.INVESTOR
|
Kalau
kita perhatikan kondisi di negara kita yang realitas termasuk negara miskin
dimana kekuatan ekonomi lebih bertumpu pada employee dan self
employee, maka jawaban atas pertanyaan diatas “mengapa mahasiswa harus berwirausaha” adalah bahwa hal ini
merupakan upaya untuk merubah pola pikir dan budaya mencari kerja menjadi
budaya untuk menciptakan kerja sehingga lambat laun kekuatan ekonomi tidak hanya
bertumpu pada kuadran sebelah kiri tetapi disebelah kanan. Untuk merubah pola
pikir semacam itu tentu saja hanya bisa dilakukan dengan menanamkan sikap
mental wirausaha. betul tidak kawan ? lalu apakah cuma mahasiswa saja yang berwirausaha
? tentu tidak, tidak semua orang berhak untuk menjadi wirausahawan, semakin
banyak wirausahawan bermunculan akan semakin baik pertumbuhan ekonomi di negara
kita, lapangan kerja baru akan
tersedia, peningkatan pendapatan masyarakat yang baik, pertumbuhan ekonomi melalui
pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu juga akan mengalami pertumbuhan
yang signifikan.
Untuk memantapkan hati kenapa harus berwirausahawan,
maka kita lihat serta pahami dari contoh wirausahawan sukses dibawah ini :
Pria berpakaian “dinas” celana pendek jin dan kemeja lengan pendek
yang ujung lengannya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok entrepreneur
sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari
keluarga wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket), ini
mantan sopir taksi dan karyawan Unilever yang kemudian menjadi pengusaha
sukses.
Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu
pulang kampung setelah merantau sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan
Hamburg, Jerman, sejak tahun 1958. Ia membawa pulang istrinya, mengajaknya
hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup mapan dengan gaji yang
cukup besar.
Sekembalinya di tanah air, Bob
bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang diperintah atasan. Karena itu ia
harus kerja apa saja untuk menghidupi diri sendiri dan istrinya. Ia pernah
jadi sopir taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi kuli
bangunan dengan upah harian Rp 100.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob
memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika
beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan
kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa
berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa. Sebagai peternak ayam, Bob
dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu
setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang
asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di
kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki
pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri
sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob,
dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang
berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem
Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana
pendek. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis,
khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang
asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani
di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu
diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang
dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang
berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri
seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan
banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak
segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob
tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan.
Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu,
kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap
pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti
itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia
selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya
seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling
menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
siapakah
Bob Sadino ?
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa
dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan
Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad,
bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan
SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua
sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih
terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob
sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan.
Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang
menghancurkan mobilnya. “Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber
penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau,
istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar
negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, “Sayalah kepala
keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah “warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan dan 100 ton sayuran segar. |
Dari
uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan sikap mental
mahasiswa untuk berwirausaha sangatlah penting karena akan dapat merubah pola
pikir dari pencari kerja menjadi pencipta kerja sehingga dapat menjadi
alternatif dalam mengatasi permasalahan klise dari negara-negara miskin seperti
: kemiskinan, keterbelakangan, ketenagakerjaan / pengangguran, pertumbuhan
ekonomi rendah.
Lalu
bagaimana caranya melatih dan meningkatkan kreativitas dalam berwirausaha ?
11. Amati
Sekeliling Anda.
Amati
apa yang terjadi di sekeliling Anda, visualisasikan, dan gunakan semua indra
yang ada. Hal ini melatih dan mempertajam ingatan karena kreativitas berarti
mempertajam pikiran dan meningkatkan kepekaan indra seseorang.
22. Berimajinasi
Merenung,
berkhayal, mencari celah atau kekurangan untuk perbaikan usaha atau perusahaan.
33. Mengambil
sudut pandang yang berbeda.
Bertindak Out
Of The Box mungkin belum terbiasa dilakukan namun Anda bisa mulai melihat
sesuatu dengan sudut pandang berbeda.
4. Melakukan
Sesuatu
Lakukan
hal positif yang belum atau jarang dikerjakan, berinteraksi dengan anak-anak,
kerja sosial, dll karena dapat melatih kreativitas Anda.
55. Mencatat
Bawalah
selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide yang tiba-tiba Anda temukan
sehingga tidak terlupakan.
66. Tambah
Wawasan.
Penting
bagi orang kreatif untuk punya wawasan yang luas dengan mempelajari hal-hal
baru di dalam dan di luar bidang yang digeluti. Jelajahi internet, majalah,
buku, tersesat di kota atau negara asing, pameran dll. Kegiatan tersebut bisa
menambah kreativitas Anda.
77. Disiplin
Orang
kreatif adalah yang punya kedisiplinan untuk terus menciptakan ide-ide baru dan
ketekunan untuk mewujudkan ide-ide mereka.
Kreativitas
dapat dilatih dan bukan anugerah sejak lahir. Maka latih dan tingkatkan
kreativitas Anda untuk sukses. Tentunya akan banyak kendala, antara fokus
menjadi wirausaha atau kuliah, inilah polemik yang seringkali dikhawatirkan
sebagian besar mahasiswa, dalam blog pak jokosusilo.com ada beberapa tips yang beliau berikan menyangkut
berwirausaha sebagai mahasiswa. Ada tujuh tips mengatur waktu bagi mahasiswa
wirausaha yang akan beliau paparkan di sini.
11. Bagi
waktu anda sebaiknya-baiknya. Bagi waktu anda antara kuliah, bisnis, dan
bersosialisasi. Mulai hari anda dengan selalu mengatur perencanaan anda hari
ini, dan pastikan anda disiplin menjalankannya.
22. Kerjakan
tugas kuliah anda segera. Bila anda mendapatkan tugas kuliah, segera kerjakan
biar cepat kelar. Matikan juga Facebook anda. Sering mungkin dalam pikiran anda
“Saya main facebook dulu, baru garap tugasnya nanti”. Atau mencoba belajar
sambil facebook-an. Dijamin itu tidak akan efektif. Yang terbaik
tetaplah kerjakan tugas anda terlebih dulu sampai selesai.
33. Belajar
tetapkan prioritas anda. Seperti contoh pilihan untuk memainkan Facebook
dan menyelesaikan tugas di atas, anda juga akan dihadapkan dengan berbagai
pilihan-pilihan lainnya. Di sinilah anda belajar untuk mengatur prioritas anda.
Apa yang terpenting dan terbaik, itulah yang harus anda prioritaskan.
44. Soal
memilih usaha, jika anda khawatir tidak punya banyak waktu untuk usaha anda,
anda bisa pilih usaha yang tidak terlalu menyita banyak waktu. Cukup 1-3
jam sehari misalnya. Contohnya? di bisnis online misalnya bisa menjadi
affiliate/reseler. Intinya yang cukup tidak banyak memakan waktu. Banyak bisnis
online yang menawarkan afiliasi, salah satunya seperti produk jam slapia.
55. Saat
libur kuliah adalah saat yang pas untuk membuat proyek wirausaha anda terwujud.
Jika anda punya ide bisnis, saat liburan kuliah ini adalah saat yang tepat
untuk ngebut mengeksekusinya.
66. Kalau
anda memilih bisnis yang banyak memakan waktu, anda mungkin perlu kurangi waktu
istirahat anda dan kurangi juga jam nonton televisi.
77. Kalau
anda berbisnis online, saat anda sedang di kampus, anda bisa manfaatkan jam
istirahat kuliah untuk mengecek bisnis online anda. Dari laptop, netbook,
atau warnet, anda bisa pastikan bisnis tetap berjalan dengan baik selama anda
tinggal kuliah tadi.
Kesimpulannya apa yang telah dipaparkan tidak
ada yang tidak mungkin jika kita bisa memungkinkan apa-apa yang tidak mungkin
!!
Secara
garis besar kenapa mahasiswa harus berwirausaha dan kenapa kita juga harus
berwirausaha point – pointnya adalah sebagai berikut ;
- ·
Menumbuhkan motivasi kewirausahaan di
kalangan mahasiswa
- ·
Membangun sikap mental wirausaha
- ·
Meningkatkan kecakapan dan keterampilan
para mahasiswa khususnya “sense of business”
- ·
Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha
baru yang berpendidikan tinggi dan berbudaya
- ·
Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis
IPTEKS
- · Membangun jejaring bisnis antarpelaku
bisnis, khususnya antara wirausaha pemula dengan pengusaha yang sudah mapan
Jika setiap masyarakat sadar akan
pentingnya wirausaha terlebih para pelajar dan mahasiswa, tentu saja dapat menekan
jumlah pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara
harus memiliki mental tangan di atas yang senantiasa memberi kepada
sesama, jangan hanya bersifat tangan dibawah dengan mengharapkan pemberian dari
orang lain, bahkan egois berfikir hanya diri sendiri yang dapat yg terbaik.
Jadi marilah Berwirausaha demi kebaikan diri sendiri dan Negara.