Ubah Insecure menjadi Bersyukur || Essay




UBAH INSECURE MENJADI BERSYUKUR
Manusia diciptakan memang dikarunia kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bukan hanya kita saja yang memiliki kekurangan, semua manusia memilikinya, maka tak perlu kecewa pada diri sendiri, apalagi sampai menyalahkan Allah atau takdir. Sering kali saya melihat orang disekitar saya hidup lebih dikarunia kesempurnaan oleh Allah. Saya merasa orang disekitar saya lebih cantik, lebih putih, lebih tinggi, lebih pintar seakan-akan kesempurnaan ada pada diri mereka. Sehingga yang saya lihat pada diri saya penuh dengan ketidak sempurnaan, saya faham manusia memang wajar bila tak sempurna, tetapi saya sulit menerima karunia Allah yang diberikan kedapa diri saya. Ini yang menjadikan rasa insecure dan sulit bersyukur pada diri saya.
Ketika Allah memberikan kita kekurangan, maka bisa dipastikan di saat yang bersamaan Allah juga menganugrahkan kita kelebihan. Sayangnya, pada beberapa orang, mereka lebih focus pada kekurangan yang ada, sehingga membawa kesengsaraan bagi diri mereka. Akan tetapi hal ini berbeda jika dialami oleh seseorang yang tetap mampu bersyukur dengan kekurangan yang dimilikinya, lambat laun ia akan menemuka kelebihan yang Allah berikan pada dirinya, karena ia tak menghabiskan hari hanya untuk mengeluh. Kita bisa saja memiliki banyak kekurangan, akan tetapi jika kita tetap positif bersikap dalam menghadapi kekurangan tersebut, maka kekurangan itu justru bisa berbalik menjadi kelebihan.

 Mungkin tidak hanya saya yang sering merasakan insecure, dalam menghadapi insecure memang butuh motivasi diri supaya tetap percaya diri. Karena rasa insecurity kita jadi tidak sadar kalau selama ini kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa menjadi seperti orang lain demi mencapai ekspetasi atau tuntutan orang-orang sekitar. Yang seharusnya kita perjuangkan adalah diri kita sendiri yang apa adanya dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Karena  Tuhan menciptakan kita dengan maksud dan tujuan masing-masing supaya kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Hidup memanglah tidak sempurna karena kesempurnaan milik Allah semata.
Lebih baru Lebih lama